Anak tangga.

Berderu
2 min readMar 16, 2023

--

Bintang 23 |

Setahun sudah anak tangga tersebut tetap tersusun pada akhir yang sepertinya tak bertuan.

“Seharusnya diantara kesibukan satu tahun yang lalu setidaknya dia sudah melupakan’’ — pesan singkat di suatu malam tahun 2020 kala itu.

Kali ini Boston benar-benar terlalu jauh untuk dikejar. Enam-belas-ribu-kilo-meter itu kini bahkan terlalu asing untuk terungkap. Pada sebuah akhir cerita yang tidak pernah ditebak sekali pun, pemeran utama tidak pernah ingin muncul di daratan.

To live as she wished to live, to go where she wished to go.
Ruhest du Auch — RA.

Enam-belas-ribu-kilo-meter itu kembali terasa seperti angka maya yang tak berwujud. Nyatanya, jika ukuran panjang tersebut dipersingkat, ucapan kata ‘Hai’ belum tentu merambat di udara.

Beribu kali pertanyaan yang sama bersautan dalam diam,
Kehidupan seperti apa yang ingin dijalani di Jakarta?
Kehidupan seperti apa yang ingin dicapai di Boston?
Apa tidak ada medium yang dapat menjahit celah kosong antara Jakarta dan Boston?
Pada pertemuan seperti apa titik tersebut menyatu kembali bersama terangkainya satu kata yang dapat terbentuk dari kumpulan huruf k-i-t-a?
Atau pada dasarnya kumpulan huruf itu hanya delusi?

Kali saja tulisan ini hanya sebuah gabungan ungkapan rasa tanpa wujud bahwa apa pun wujud penyerahan diri kepada Yang Maha Kuasa, kehidupan tetap harus berjalan sebagaimana bumi harus tetap berputar agar tidak hancur.

Dunia mungkin baik-baik saja, tapi pengucapan kata ‘baik’ secara jamak seringkali terdengar seperti ungkapan pemaksaan.

“Saat salah satu diantara kita ada yang pergi, tandanya memang ada salah satu diantara kita yang tidak ingin saling jatuh cinta”.

Barangkali kesepian tak layak diberi imbuhan. Pun tidak adil rasanya jika delapan milyar manusia di bumi saat ini dapat terbanting dengan kepergian satu manusia. Namun begitu adanya, tanpa mengada-ngada.

Hidup tetap harus berlanjut tanpa dapat dinegosiasi dengan frasa ‘masa lalu’. Kesedihan pun sering merasa minder untuk bersuara walaupun mata senantiasa menjadi relawan untuk mereduksi cairan dalam tubuh.

Menulis dengan menanti-nanti seperti apa tahun 2025 kelak sudah cukup pahit rasanya. Menanti hari dimana tidak ada lagi bait cerita ini dirangkai, cukup menggambarkan contoh ungkapan permohonan kepada diri sendiri bahwa cepat atau lambat Jakarta akan tetap pada posisinya, pun Boston kini dan nanti.

Jakarta, 16 Maret 2023.

--

--